CAMPUR ADUK

Friday, July 22, 2022

PETANI DAN BATU SAKTI

Kota Jakarta, ya Indro di rumahnya, ya tepatnya di dalam kamarnya, ya sedang asik main game di komputer gitu. Kasino, ya duduk di ruang tengah, ya nonton Tv
Acara Tv di sajikan sih bagus-bagus gitu. Dono yang berada di kota Batam, ya duduk di ruang tamu, ya di rumahnya, ya Dono sedang membaca buku cerita gitu.

Isi cerita yang di baca Dono :

Di sebuah desa di Filipina hidup seorang petani yang sangat miskin. Ia hidup bersama istri dan kedua anaknya. Mereka mempunyai sebuah ladang tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Ladang inilah yang mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Meskipun sangat miskin, mereka merasa tidak kekurangan apa pun. Ladang ini mereka anggap cukup memenuhi kebutuhan makan mereka. Karenanya, mereka merasa sangat bahagia dan tidak membutuhkan hal lain lagi. Keluarga petani ini tidak pernah menjual hasil panen mereka. Mereka lebih suka menyimpan kelebihan hasil panen untuk dibagikan kepada para tetangga atau menyimpannya sebagai cadangan makanan jikalau suatu saat terjadi kekurangan pangan. 

Selama ini ladang mereka selalu menghasilkan panen yang bagus. Mereka belum pernah mengalami masa panen yang gagal. Bagaimanapun juga, mereka selalu bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi sehingga tidak lupa untuk menyimpan sebagian hasil panen dan tidak menghabiskannya. Suatu hari cuaca sangat panas. Pak Tani itu baru saja tiba di rumahnya. Ia pergi ke ladang pagi ini dan kini telah kembali ke rumah. Ia bermaksud untuk menyantap makan siang bersama anak dan istrinya. Tiba-tiba cuaca yang sangat panas berubah menjadi gelap seketika. Hujan turun dengan deras. 

Petir pun bergelegar tiada henti. Pak Tani dan keluarganya berlindung di rumah mereka. Anak-anak terlihat sangat ketakutan. Hujan belum berhenti hingga malam hari, namun tidak ada lagi petir yang menyambar. Hanya saja, hingga pagi hari tidak ada matahari yang bersinar. Semuanya serba gelap. Keadaan ini berlanjut hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Tidak ada satu orang pun yang berani keluar rumah. Semua orang berdiam diri di dalam rumah. Akhirnya pada hari ke delapan puluh hujan pun berhenti. Matahari kembali bersinar. Keluarga Pak Tani sedikit lega. Mereka bisa pergi ke luar rumah. Mereka segera teringat tanaman di ladang. Akhirnya petani dan keluarganya pergi menengok ladang mereka. Sesampainya di ladang, sungguh sedih hati mereka. Semua tanaman rusak dan tidak tersisa. Kejadian ini adalah yang pertama mereka alami. Menyadari tidak ada gunanya untuk menangisi ladangnya mereka pun segera kembali ke rumah. 

“Persediaan makanan kita semakin menipis,” kata istri petani kepada suaminya.

Pak Tani pun segera berpikir keras apa yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin membiarkan keluarganya kelaparan. Sedangkan untuk menanami kembali ladangnya yang telah rusak akan membutuhkan waktu yang lama. Ia harus segera mendapatkan pekerjaan lain. Maka ia pun berpamitan kepada istrinya untuk pergi mencari pekerjaan di kota. Dengan perbekalan seadanya ia pergi ke kota. Sebenarnya ia pun belum yakin hendak pergi ke mana. Ia belum pernah bepergian meninggalkan desanya. Untuk itu ia pun hanya mengikuti naluri dan kata hatinya. Setelah berjalan sekian lama, Pak Tani sampai di sebuah tempat yang sangat asing baginya. 

Tempat ini adalah sebuah padang rumput yang amat luas. Ia melihat sebuah pohon yang sangat rimbun. Pak Tani memutuskan untuk beristirahat sebentar. Tubuhnya sangat lelah. Ia menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya. Ia hampir saja terlelap ketika ia mendengar suara yang sangat keras dan tubuhnya terguncang-guncang. Ketika ia membuka matanya dilihatnya makhluk yang berukuran sangat besar dan berekor sedang berjalan menuju ke arahnya. Pak Tani bangkit dari tidurnya. Pada awalnya ia sangat ketakutan. Namun ketika makhluk itu semakin dekat dengan dirinya, ia berusaha menenangkan diri. Makhluk itu pun bertanya kepada Pak Tani mengapa ia berada di tempat ini. 

“Aku adalah seorang petani. Ladangku rusak dan keluargaku kehabisan makanan. Aku hendak pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.” 

Pak Tani menjelaskan mengapa ia bisa berada di tempat ini. Rupanya makhluk itu adalah penguasa padang rumput. Mendengar pengakuan Pak Tani, makhluk itu merasa sangat senang. Ia merasa bisa membuat petani itu dan keluarganya menjadi pengikutnya. Ia pun mengeluarkan sebuah batu hitam berbentuk bulat dan memberikannya pada Pak Tani.

“Ini adalah batu bertuah. Ketika kamu menekan batu ini, orang-orang di sekitarmu tidak akan bisa melihat kamu.”

Pak Tani pun sangat senang. Ia berpikir bahwa batu itu akan berguna untuk membantunya mencari uang.

“Agar kamu bisa terlihat kembali kamu harus memasukkan batu ini ke dalam mulutmu. Aku akan memberikan batu sakti ini kepadamu dengan sebuah syarat,” kata makhluk itu melanjutkan perkataannya. 

“Aku akan memenuhi semua persyaratanmu,” jawab Pak Tani dengan wajah berseri-seri.

“Jika kamu berhasil menggunakan batu ini untuk membantu kesulitanmu, kamu harus kembali ke sini setelah lima tahun. Kamu dan keluargamu akan menjadi pengikutku selamanya. Apakah kamu bersedia?”

Tanpa berpikir panjang, Pak Tani menganggukkan kepala tanda setuju. Setelah mendapatkan batu sakti itu, ia pun pergi meninggalkan padang rumput. Dalam perjalanan menuju ke kota, Pak Tani merasa sangat lapar. Ia pun memutuskan untuk mencari tempat yang menjual makanan. Setelah menemukan sebuah tempat yang dirasa cocok ia segera berhenti dan memesan makanan. Ia pun makan dengan lahap. Menyadari bahwa ia tidak mempunyai uang sepeser pun, Pak Tani teringat pada batu pemberian makhluk penguasa padang rumput yang baru saja ia temui. Ia menekan batu hitam itu. Penjual makanan pun bingung dan berusaha mencari petani itu di luar. 

Melihat kejadian tersebut, Pak Tani yakin bahwa ia telah benar-benar menghilang dari pandangan orang-orang di sekitarnya. Setelah merasa aman, ia keluar dari kedai makanan. Ia memasukkan batu ke dalam mulutnya dan ternyata ia bisa kembali dilihat oleh orang-orang di sekitarnya. Hal itu terbukti ketika ia menyapa seseorang yang lewat di depannya orang itu pun menyahut sapaannya. Ia tersenyum menyeringai. Ternyata batu itu memang sebuah batu sakti. Ia pun melanjutkan perjalanan ke kota. Tidak berapa lama kemudian Pak Tani sampai di kota. Ia melihat kota itu sangat ramai dengan orang yang lalu lalang. Di antara kerumunan orang ia melihat sebuah toko emas. 

Banyak orang yang keluar dan masuk ke dalam toko emas. Petani itu pun terpikirkan ide untuk masuk dan mengambil emas. Maka ia pun segera menekan batu sakti yang ia bawa lalu masuk ke dalam toko emas. Diambilnya beberapa batang emas dan segera keluar meninggalkan pemilik emas yang kebingungan karena telah kehilangan beberapa emas miliknya. Setelah berhasil mengambil beberapa batang emas Pak Tani segera kembali ke desanya. Ia menempuh beberapa hari perjalanan untuk bisa sampai di rumah. Di rumah anak dan istrinya menunggu dengan perasaan yang sangat cemas. Akhirnya mereka pun bisa bergembira setelah melihat Pak Tani pulang dengan selamat dan membawa beberapa batang emas. 

Petani tidak menceritakan tentang pertemuannya dengan makhluk raksasa dan batu sakti yang ia dapatkan darinya. Ia masih merahasiakan tentang hal itu. Keluarga itu pun mulai menggarap lagi ladang mereka yang sempat porak-poranda. Perlahan-lahan mereka menanami ladangnya dengan beberapa tanaman seperti sebelumnya. Dengan sangat tekun keluarga petani merawat ladang milik mereka. Setiap hari tanpa lelah mereka menyiram dan memupuk tanaman di ladang. Setelah musim panen tiba mereka mendapatkan makanan dari ladang mereka kembali. Seperti biasa mereka pun membagikan hasil panen kepada para tetangga sebagai ucapan syukur karena ladang mereka telah kembali seperti semula. Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat. 

Pak Tani teringat akan janjinya kepada makhluk yang ia temui di padang rumput. Hari ini tepat lima tahun setelah peristiwa tersebut. Ia pun pergi ke padang rumput membawa batu sakti. Selama ini kehidupannya telah kembali normal setelah ladangnya kembali subur dan menghasilkan panen yang bagus. Ia pun tidak pernah menggunakan batu sakti setelah menggunakannya untuk mengambil emas. Petani sampai di padang rumput tempat makhluk itu berada. Ia menunggu di bawah sebuah pohon. Sesaat kemudian makhluk itu menampakkan diri. Namun ia menyadari bahwa Pak Tani hanya datang sendiri tanpa membawa keluarganya seperti yang ia janjikan dahulu. Makhluk itu pun menjadi murka. Ia menyeret Pak Tani ke dalam gua. Ia ingin mengurung Pak Tani ke dalam gua dan menguncinya di sana. Namun petani itu tidak kalah pintar dari makhluk tersebut. 

Pak Tani yang masih membawa batu sakti segera menekan batu itu. Ia pun lalu menghilang dari pandangan makhluk raksasa itu. Setelah menyadari bahwa makhluk itu benar-benar menginginkan ia dan keluarganya untuk menjadi pengikutnya, petani itu merasa sangat takut sekali. Ia sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan. Pak Tani kembali pulang. Ia segera mengambil emas-emas yang ia ambil dari sebuah toko emas di kota terdahulu. Ia sadar ia tidak membutuhkannya karena ladangnya kini telah menghasilkan panen yang cukup bagus. Maka setelah sampai di toko emas yang ia maksud ia pun menekan batu sakti di tangannya. Tanpa dilihat oleh pemilik toko dan orang-orang di sekitarnya, ia mengembalikan emas-emas tersebut di tempatnya. Setelah itu ia keluar dan kembali ke rumahnya. Sejak saat itu Pak Tani dan keluarganya melewati hidup mereka seperti dahulu. Mereka merasa ladang yang mereka miliki telah memberikan hasil yang cukup untuk hidup mereka. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan kebahagiaan. 

***

Cukup lama Dono membaca buku cerita, ya akhirnya selesai juga gitu. Ya buku di taruh di meja sama Dono.

"Sudah lama aku berpisah dengan cewek yang di sukai. Tetap aku merasa kerinduan itu ada. Bunga susah untuk dilupakan. Cinta kedua yang banyak memberikan arti cerita kehidupan ini," kata Dono.

Dono pun pindah duduknya ke ruang tengah, ya untuk menonton Tv lah. Ya Indro masih asik main game di komputer lah. Ya Kasino tetap nonton Tv, ya terkadang mengirim pesan lewat WA, ya sekedar ngobrol sama Selfi lah.  

ANASTASIA

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah, ya gorengan buat lah dan bahannya beli di pasar tradisional lah. Ya sebenarnya Budi lagi asik banget,  ya mendengarkan radio lah. Lagu-lagunya bagus-bagus gitu. Hoby Budi, ya suka bernyanyi dan main alat musik gitar, ya otomatis menyukai jenis gendre musik yang di sajikan radio gitu dan tambahan gitu, ya nilai plusnya Budi punya grubband di bangun dari masa SMA, ya tidak exsis sih grub bandnya karena sibuk dengan mengejar mimpi masing-masing dan diusahakan dengan baik sampai jadi kenyataan, ya sukses berdasarkan ilmu yang di gelulutin gitu dan juga doa selalu di panjat dengan baik gitu. Abdul dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya. Abdul duduk dengan baik dan berkata "Asik mendengarkan radio....Budi?" 

"Ya begitulah realitanya,"  kata Budi.

"Kalau saja kita masih meneruskan keinginan main musik. Mungkin kita jadi artis, ya lagu kita di dengerkan dengan baik sama semua orang, ya salah satunya radio gitu," kata Abdul.

"Kalau saja. Kenyataannya kita memilih jalan masing-masing karena keadaan," kata Budi.

"Ya memang realitanya kita milih jalan masing-masing," kata Eko.

"Padahal jadi artis, ya mungkin mudah mendapatkan cewek yang di sukai gitu. Ya contohnya : Abdul dengan Putri," kata Budi.

"Mungkin?" kata Abdul.

"Kok mungkin?" kata Budi.

"Kalau kan obrolon ini?!" kata Abdul.

"Iya juga sih. Obrolan seandainya. Hal paling susah kan menyakini cewek, ya bawah cowok yang menyukainya itu adalah masa depan yang baik, ya bisa juga jadinya buruk. Ya belajar dari kisah-kisah orang-orang yang patah hati," kata Budi.

"Cinta itu menyakitkan kalau patah hati. Perkara ini dan itu," kata Abdul.

Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan dengan baik motornya. Eko duduk dengan baik gitu dan berkata "Asik dengerin musik di radio dan juga asik ngobrolin apa?"

"Kalau?" kata Budi.

"Seandainya?" kata Abdul.

"Maksudnya apa?" kata Eko.

"Kalau kita masih eksis grub band, ya mungkin jadi artis. Ya mundah mendapat cewek yang di sukai. Contohnya : hubungan Abdul dan Putri," kata Budi.

"Kaya cerita para artis terkenal gitu," kata Abdul.

"Ooooooooooooo begitu. Padahal untuk mendapatkan cewek di sukai, ya tidak perlu jadi artis. Contohnya : aku. Ya kisah cinta aku dan Purnama. Semua berkat doa dan usaha. Tuhan mengabulkan doa ku. Ya Purnama di gerakkan hati dan pikirannya, ya menerima cinta aku," kata Eko.

"Omongan Eko bener banget," kata Budi.

"Iya. Omongan Eko bener. Doa dan usaha untuk mendapatkan cewek yang di sukai," kata Abdul.

"Kalau begitu aku mau bercerita pake boneka sarung tangan. Ya radio aku matikan!" kata Budi.

"Aku jadi penonton yang baik!" kata Abdul.

"Ya aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.

Budi mengambil boneka di kotak kardus, ya setelah mematikan radio dan segera di mainkan boneka dengan baik, ya bercerita dengan baik. Eko dan Abdul, ya menonton pertunjukkan bonekanya Budi, ya dengan baik.

Isi cerita yang ceritakan Budi :

Pada tahun 1916 Petrograd, Rusia pada pesta perayaan tiga abad Romanov, Janda Permaisuri Marie memberikan sebuah kotak musik dan kalung bertuliskan kata-kata "Bersama di Paris" sebagai hadiah perpisahan untuk cucu perempuan bungsunya, Grand Duchess Anastasia yang berusia delapan tahun . Bola tiba-tiba diinterupsi oleh Grigori Rasputin, seorang penyihir dan mantan penasihat kerajaan sampai dia diasingkan karena pengkhianatan. Mencari balas dendam, Rasputin menjual jiwanya dengan imbalan relikui yang tidak suci, ya yang ia gunakan untuk mengutuk Romanov, memicu Revolusi Rusia. Saat kaum revolusioner mengepung istana, Marie dan Anastasia melarikan diri melalui jalan rahasia, dibantu oleh bocah pelayan berusia 10 tahun, Dimitri. Rasputin menghadapi dua bangsawan di luar di sungai yang membeku, hanya untuk jatuh melalui es dan tenggelam. Pasangan itu berhasil mencapai kereta yang bergerak, tetapi saat Marie naik, Anastasia jatuh dan kepalanya terbentur peron, kemudian mengalami amnesia. 

Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1926 Rusia berada di bawah kekuasaan komunis dan Marie secara terbuka menawarkan 10 juta rubel untuk mengembalikan cucunya dengan selamat. Sekarang bekerja sebagai penipu, Dimitri dewasa dan teman atau mitra kejahatannya, Vlad, mencari Anastasia yang mirip untuk dibawa ke Paris sehingga mereka dapat mengumpulkan hadiah. Di tempat lain, Anastasia berusia 18 tahun,, ya sekarang disebut "Anya". Anya meninggalkan panti asuhan pedesaan tempat dia dibesarkan, dan mulai mencari keluarganya dengan kalungnya sebagai satu-satunya petunjuk yang dia miliki untuk menemukan mereka. Ditemani oleh anak anjing liar yang dia beri nama Pooka, dia memutuskan untuk pergi ke Paris, terinspirasi oleh tulisan di kalungnya, tetapi mendapati dirinya tidak dapat meninggalkan Rusia tanpa visa keluar. Seorang wanita tua menyarankan dia untuk melihat Dimitri di istana yang ditinggalkan, ya di sana, kedua pria itu terkesan dengan kemiripan Anya dengan Anastasia "asli", dan memutuskan untuk membawanya ke Paris, sama sekali tidak menyadari identitasnya.

Sementara itu, antek kelelawar albino Rasputin, Bartok, ada di dekatnya dan menyadari bahwa relik tuannya yang tidak aktif tiba-tiba dihidupkan kembali oleh kehadiran Anya, ya itu menyeretnya ke limbo, ya di mana dia menemukan mayat hidup Rasputin telah dikurung. Marah mendengar bahwa Anastasia lolos dari kutukan, Rasputin mengirim antek-antek iblisnya dari relikui untuk membunuhnya. Setan menyabot kereta trio dengan memanaskan mesin dan memisahkannya dan gerbong bagasi yang hancur dari sisa kereta saat mereka meninggalkan St. Petersburg, tetapi trio berhasil melarikan diri sebelum lokomotif dan gerbong yang terbakar jatuh melalui jembatan yang rusak dan meledak di tanah di bawah. Kemudian, iblis mencoba memikat Anya untuk berjalan dalam tidur dari kapal mereka ke Prancis. Ketiganya tanpa disadari menggagalkan kedua upaya tersebut, memaksa Rasputin dan Bartok untuk melakukan perjalanan kembali ke permukaan untuk membunuh Anya secara pribadi. Selama perjalanan mereka, saat Dimitri dan Vladimir mengajari Anya etiket istana dan sejarah keluarganya, Dimitri dan Anya mulai jatuh cinta.

Ketiganya akhirnya mencapai Paris dan pergi menemui Marie, yang telah menyerah pencarian setelah bertemu banyak penipu. Meskipun demikian, sepupu Marie, Sophie, menanyai Anya untuk mengonfirmasi identitasnya. Meskipun Anya menawarkan setiap jawaban yang diajarkan kepadanya, Dimitri akhirnya menyadari bahwa dia adalah Anastasia yang sebenarnya ketika dia atau tanpa diajari gitu, ya samar-samar mengingat bagaimana dia membantunya melarikan diri dari pengepungan istana. Sophie, juga yakin, mengatur pertemuan dengan Marie di Paris Opera House. Di sana, Dimitri mencoba untuk memperkenalkan tetapi Marie menolak, percaya Anya akan menjadi penipu lain dan telah mendengar skema awal Dimitri untuk menipunya. Anya sengaja mendengar percakapan itu dan pergi dengan marah. Dimitri kemudian menculik Marie di mobilnya untuk memaksanya melihat Anya, akhirnya meyakinkannya ketika dia menyajikan kotak musik yang dijatuhkan Anastasia selama pelarian mereka. Saat Marie dan Anya berbicara, Anya mendapatkan kembali ingatannya, dan keduanya menyanyikan lagu pengantar tidur yang dimainkan oleh kotak musik, sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Marie mengenali Anya sebagai Anastasia, dan keduanya dipertemukan kembali dengan gembira.

Marie menawarkan Dimitri uang hadiah pada hari berikutnya, mengenalinya sebagai anak pelayan yang menyelamatkan mereka, tetapi dia menolaknya, mengejutkannya, dan pergi untuk kembali ke Rusia. Pada perayaan kembalinya Anastasia, Marie memberi tahu dia tentang sikap Dimitri, membuat Anastasia terpecah antara tinggal atau pergi bersamanya. Anastasia berjalan ke Pont Alexandre III, di mana Rasputin menjebak dan menyerangnya. Dimitri kembali untuk menyelamatkannya, tetapi diserang oleh patung Black Pegasus yang disihir oleh Rasputin. Dalam perjuangannya, Anastasia berhasil mendapatkan relikui Rasputin dan meremukkannya di bawah kakinya, membalaskan dendam keluarganya saat iblis Rasputin menyerangnya dan menghancurkannya, sehingga mengakhiri kutukan Romanov selamanya.

Setelah kejadian itu, Anastasia dan Dimitri berdamai, ya mereka kawin lari, dan Anastasia mengirim surat perpisahan kepada Marie dan Sophie, berjanji untuk kembali suatu hari, yang diterima Marie dengan senang hati. 

***

Budi cukup lama main bonekanya dan akhirnya selesai. Eko dan Abdul, ya memuji pertunjukkan boneka Budi, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus gitu. Budi menaruh boneka di kotak kardus.

"Apa pendapat Eko dan Abdul. Tentang berita, ya tentang citayem fashion week gitu?" kata Budi.

"Berita citayem fashion. Aku pendapatku sih baik saja," kata Abdul.

"Kalau berita, ya bagus saja. Aku cuma sekedar pembaca, pendengar dan penonton saja," kata Eko.

"Oooooooooo begitu pendapat Abdul dan Eko. Ya nilai promosi terlihat banget. Kalau gitu, ya sudah kita main kartu remi saja!" kata Budi.

"Ok. Main kartu remi!" kata Eko.

"Ok. Main kartu remi!" kata Abdul.

Budi telah mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu di kocok dengan baik lah dan dibagikan dengan baik. Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya permainannya permainan cangkulan lah.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK