CAMPUR ADUK

Wednesday, November 18, 2020

MASTER CHEF

Dono duduk di ruang makan dan ingin mengetik di leptopnya. 

"Membuat cerita apa ya? Ooooo ini saja cerita cinta saja. Jadi harus mengambil persoalan apa ya? Patah hati aja.....kaya menarik!" kata Dono. 

Dono pun mengetik di leptopnya tentang cerita cinta dengan persoalannya telah di tentukan. Kasino dan Indro di ruang tengah sedang nonton Tv acara masakan. 

"Kasino gimana kalau aku tantang memasak gitu, kaya pertandingan memasak ini dan itu di Tv!" kata Indro. 

"Boleh juga," kata Kasino. 

"Bahan masakannya, ayam saja. Memang sih cuma ada ceker ayam dan sayap ayam di kulkas. Kasino pilih yang mana?!" kata Indro. 

"Bahannya ayam toh. Hanya ada ceker ayam dan sayap ayam. Ok...aku sayap ayam saja," kata Kasino. 

"Aku.....ceker ayam," kata Indro. 

"Juri yang memutuskan makan siapa yang paling enak siapa orangnya?!" kata Kasino. 

"Dono saja," kata Indro. 

"Dono aja. Ya udah tidak ada masalah," kata Kasino. 

Kasino dan Indro sepakat pertanding memasak, jadi Tv di matikan Indro pake remot. Keduanya ke ruang makan. 

 "Don," kata Kasino dan Indro bersamaan. 

Dono berhenti mengetik di leptopnya. 

"Ada apa?" kata Dono. 

"Aku dan Kasino....ya mengadakan pertanding memasak gitu. Jadi Dono jadi jurinya untuk memutuskan siapa masakan yang paling enak," kata Indro. 

"Ooooo begitu. Pertanding memasak toh. Kaya acara di Tv toh. Boleh juga. Aku jadi jurinya. Ok..siap jadi Juri seadil-adilnya," kata Dono. 

"Dono susah setuju jadi juri. Ayo Kasino....mulai memasaknya!" kata Indro. 

"Ayo!" kata Kasino. 

Kasino dan Indro mulai mengeluarkan bahan-bahan di kulkas. Keduanya segera memasak bahan yang telah di tentukan keduanya. Dono menunggu sih masakkan Kasino dan Indro jadi mateng gitu, ya Dono mengetik di leptopnya. 

"Aku akan masak ceker ayam mercon saja," kata Indro. 

Indro segera memasak ceker ayamnya, ya di olah sesuai dengan keinginannya," kata Indro. 

"Sayap ayam ini di buat sayap ayam saus tiram saja," kata Kasino. 

Kasino mengolah sayap ayam sesuai keinginannya. Kasino dan Indro memasak di dapur dengan serius banget. Selang berapa saat masakan jadi dan mateng lagi. Kasino dan Indro menaruh masakan yang mateng di piring dengan penyajiannya yang bagus, ya karena untuk di nilai sama juri Dono. Ya Dono berhentilah dari mengetik di leptopnya. Dua masakan di hidangkan di meja. 

"Dua masakan ini harum. Penyajiannya juga bagus. Baiklah aku coba rasanya," kata Dono. 

Dono pun mencoba masakan Indro dengan baik. 

"Emmmm enak. Masakan Indro. Ceker ayam merconnya," kata Dono. 

Dono mencoba masakan Kasino. 

"Emmmm enak. Masakan Kasino juga enak.....sayap ayam saus tiramnya," kata Dono. 

Dono mulai mempertimbangkan dengan baik siapa yang menang?.

"Sulit juga ya sama-sama enak," kata Dono. 

Dono pun mulai memahami rasa dua masakan tersebut dan akhirnya menemukan celah kesalahan dalam masakan. 

"Aku putuskan....yang Indro yang menang," kata Dono. 

"Aku cobain masakan Kasino," kata Indro. 

"Aku juga nyobain masakan Indro," kata Kasino. 

Kasino yang makan masakan Indro dan Indro yang makan masakan Kasino. 

"Ternyata memang benar omongan Dono, masakan Indro....enak. Jadinya aku kalah," kata Kasino. 

"Memang sih masakan Kasino enak. Cuma ada satu kesalahan dari proses memasak, ya jadi kurang sempurna gitu," kata Indro. 

"Memang aku akui ada kesalahan proses memasaknya. Aku akui aku kalah," kata Kasino. 

"Kedua kalinya aku sebutkan yang menang Indro," kata Dono yang menegaskan. 

Pertandingan memasak pun selesai. Kasino dan Indro menikmati makanan tersebut sambil nonton Tv di ruang tengah yang acara bagus gitu. 

"Pertandingan memasak kaya acara Tv....'Master Chef' gitu," kata Dono. 

Dono pun mengetik kembali di leptopnya dengan serius banget. 

Tuesday, November 17, 2020

SAMA DENGAN MEDIA INI DAN ITU

Dono sedang duduk di ruang tamu sedang baca buku. Indro selesai memasak di dapur, ya masakan yang mateng di taruh di lemari makan. Indro ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono. 

"Don," kata Indro. 

"Apa," kata Dono, ya berhenti baca buku. 

"Apa perkembangan politik di Indonesia?" kata Indro. 

"Aku mana tahu," kata Dono. 

"Kok....gitu ngomongnya Don?!" kata Indro. 

"Aku tidak menelitinya," kata Dono. 

"Memang sih, Don. Tidak menelitinya. Tapi sekedar berpendapat boleh lah!" kata Indro. 

"Jadi berpendapat lagi. Di tulis di Blog dan di publikasikan untuk umum. Sebenarnya aku ini sekedar saja. Tapi di pikir baik-baik media juga. Yang selalu mengemukan pendapat pro dan kontra. Ada wadah untuk mengemukan pendapat di muka umum dengan bentuk Cerpen Campur Aduk," kata Dono. 

"Berarti pendapat mu di jamin UU, Don. Karena punya tempat untuk mengemukan pendapat mu dengan baik. Tidak menciptakan pergerakan. Cuma sekedar obrolan saja dalam kehidupan sehari-hari yang pro dan kontra," kata Indro. 

"Apa pendapat ku bisa mengubah keadaan atau tidak? Itu yang aku cari tahu!" kata Dono. 

"Kan secara diam-diam Dono, ya mengumpulkan data masyarakat yang ini dan itu. Lalu di bahas di Blog dengan obrolan ini dan itu," kata Indro. 

"Memang ia sih. Cuma sekedar mengumpulkan data ini dan itu, ya itu juga dari sudut keilmuaan aku saja. Ya jadi pendapat aku saja. Jika pendapat aku mau di perkuat, ya tinggal aku tambahan beberapa pendapat ahli bidangnya seperti di buku ini contohnya," kata Dono. 

"Berarti ada dasar penelitian yang di sesuaikan dengan keadaan dan tiori-tiori yang ada dong," kata Indro. 

"Memang iya sih. Jadinya tiori dan praktek. Contohnya : Tentang Pemilu. Ya aku meneliti proses dari penyelenggaraan pemilu sampai selesai. Data di kumpulan dari masyarakat dan juga media ini dan itu. Hasilnya dari penelitian bisa di jelaskan tingkat presentasenya, ya sesuai tiori yang di ambil dalam pengumpulan data. Jika hasil buruk, ya tidak sesuai dengan kenyataan. Aku langsung mengevaluasinya dengan baik dengan menjelaskan beberapa kesalahan. Setelah di dapatkanlah hasil yang memuaskan. Jadi Pemilu berjalan dengan baik," kata Dono. 

"Berarti itu semua di keluar kepala Don?!" kata Indro. 

"Bisa jadi sih. Aku cuma sekedar pendapat aku saja!" kata Dono. 

"Aku mengerti Don. Jadi bagaimana dengan perkembangan politik sekarang?!" kata Indro. 

"Masalah politik sih. Aku tidak menelitinya! Paling liat di Tv aja....tentang pergolakan politik ini dan itu lalu di sesuaikan dengan tiori ini dan itu," kata Dono. 

"Aku paham Don. Tapi sekedar pendapat saja!" kata Indro. 

"Baiklah. Bagus. Jadi sekedar pujian saja," kata Dono. 

"Bagus toh. Ya tidak ada masalah sih. Nama juga pendapat. Ada yang bilang bagus dan ada yang tidak bilang bagus. Berdasarkan penelitian data presentasenya juga jelas. Berarti aku termasuk bilang bagus aja deh, ya tentang politik sekarang," kata Indro. 

"Ya sudah tidak perlu di bahas lagi kan!" kata Dono. 

"Iya. Kalau begitu aku mau nonton Tv aja!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono kembali baca bukunya dengan santai banget. Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv. Ya biasa sih yang di tonton Indro di Tv adalah berita ini dan itu. Kasino sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya di kamar, ya biasa pembukuan ini dan itu. 

Dono berhenti baca bukunya dan berkata "Dasar bisa ngomong ini dan itu di Blog, ya sama dengan media yang ini dan itu yaitu ilmu". 

Dono kembali fokus baca bukunya dengan baik.

"Berita hari ini....bagus-bagus untuk di tonton," pujian Indro. 

Indro pun tetap fokus nonton Tv dengan santai banget. 

NAMA JUGA MANUSIA

Dono sedang asik mengetik di ruang tamu. Indro sedang asik nonton Tv di ruang tengah bersama Kasino.

"Acara Tv hari ini membahas tentang yang melanggar protokol kesehatan. Ya kerumunan masa gitu," kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Manusia itu susah di atur....ya," kata Indro.

"Menang iya, nama juga manusia. Ada yang taat peraturan dan ada yang tidak taat peraturan," kata Kasino.

"Padahal demi kepentingan bersama," kata Indro.

"Masalahnya kepentingan tiap orang beda-beda gitu. Seperti contohnya : menikahkan. Terjadilah kerumunan orang karena orang dateng di undang sama yang menyelenggarakan pernikahan. Jadinya melanggar protokol kesehatan. Padahal yang nama nikah zaman awal peradapan sih, ya cuma kerabat saja....jadi ya tidak begitu rame," kata Kasino.

"Iya juga ya. Cuma kerabat saja sih tidak begitu rame. Ya biaya pernikahan pun tidak membludak besar banget gitu. Kadang penikahan pun, ya ngarepin uang dari tamu yang di undang tujuannya membantu biaya pernikahan yang besar banget," kata Indro.

"Makanya pernikahan sekarang dan dulu beda banget," kata Kasino.

"Karena yang memberi contoh orang-orang kaya," kata Indro.

"Itu masalahnya. Jadi orang miskin, ya ikut-ikutan gitu. Belum paham ilmu agama, ya melaksanakan ilmunya jadi terlihat keriaan saja," kata Kasino.

"Memang benar kebanyak pernikahan terlihat keriaan saja," kata Indro.

"Kalau aku ingin menikah cukup sederhana saja," kata Kasino.

"Iya...aku lebih baik sederhana saja juga. Cukup kerabat saja. Kan mudah menanggulangi masalah. Apalagi masalah sekarang masih pelik dengan menanggulanggi Covid-19, ya dari pada melanggar protokol kesehatan," kata Indro.

"Kalau kerumunan masa karena acara Habib Rizieq Shihab. Pelanggaran protokol kesehatannya, waw luar biasa di tonton di Tv," kata Kasino.

"Luar biasa memang melanggar protokol kesehatannya," kata Indro.

"Namanya manusia. Ada yang taat peraturan ada yang tidak taat peraturan," kata Kasino.

"Kenyataannya seperti itulah. Nama juga manusia. Seperti anak kecil yang harus di bimbing dengan baik terus menerus agar tata pada peraturan," kata Indro.

"Anak kecil. Benar omongan Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro.

Indro dan Kasino, ya kembali fokus nonton Tv.....tentang pembahasan pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu. Dono berhenti mengetik di leptonya, karena mendengarkan suara musik dari tetangganya yang menyetel keras padahal hari malam.

"Aku heran dengan kebiasaan tetangga depan rumah ku. Hajatan tidak. Kalau nyetel musik kaya ingin menunjukkan dirinya, jadi suara musik terdengar sampai kesemua tetangga," kata Dono.

Dono tidak peduli lagi dengan suara musik yang keras dari tetangga depan rumahnya. Dono mengetik lagi, ya melanjutkan cerita yang di ketik Dono di leptopnya. Saat iklan, Indro pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don ngetik cerita apa?" kata Indro.

Dono berhenti mengetik.

"Biasalah...Indro, cerita ini dan itu," kata Dono.

"Ooooo...seeperti biasanya," kata Indro.

"Acara Tv tentang apa?" kata Dono.

"Biasa Don. Membahas tentang pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu," kata Indro.

"Ooooo pelanggaran protokol kesehatan ini dan itu toh. Nama juga manusia. Ada yang taat dengan peraturan dan ada juga yang tidak taat pada peraturan," kata Dono.

"Memang kenyataan seperti itu saja Don," kata Indro.

"Sudah ya ngobrolnya aku fokus ngetik lagi!" kata Dono.

"Iya, aku nonton Tv!" kata Indro.

"Emmm," kata Dono, ya segera mengetik di leptopnya.

Dono terus mengetik di leptopnya untuk melanjutkan cerita yang ia ketik dengan baik. Indro kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino, ya mengganti tontonannya dengan acara sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'. 

"Kok acaranya di ganti Kasino?" kata Indro.

"Aku ingin menonton kelanjutan sinetron "Kembalinya Raden Kian Santang'....," kata Kasino.

"Oooo begitu toh.Ya aku ikut saja," kata Indro.

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv dengan acara sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'. Dono berhenti lagi mengetiknya di leptop. Dono pun membuka jaringan internet untuk memeriksa beberapa artikel yang jadi bahan ceritanya. 

"Oooooo harus aku buat seperti ini, agar menarik," kata Dono.

Dono pun menghentikan baca artikel di jaringan internetnya dan kembali mengetik di leptopnya. Kasino dan Indro tetap fokus nonton Tv yang acaranya bangus banget.

Monday, November 16, 2020

RADEN KIAN SANTANG

Dono di halaman belakang sedang membuat pistol mainan dari bambu. Kasino sedang nonton Tv di ruang tengah. Indro sedang asik masak di dapur sambil menyanyikan lagi Caca Handika.

Isi lagu yang di nyanyikan Indro sambil.

"Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi
Tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri".

Lagu yang di nyanyikan selesai, ya masakan Indro pun mateng semua dan di taruh di lemari makan. Indro pun duduk di ruang makan.

"Istirahat...ah. Main game di Hp ku," kata Indro.

Indro main game di Hp-nya dengan penuh keasikan. Dono selesai membuat pistol maninan dari bambu dan di coba dengan baik.

"Pistol buatan ku bagus juga," kata Dono. 

Dono pun masuk ke dalam rumah. Di ruang makan, ya Dono duduk dan menaruh pistol mainan di meja. Indro memang melihat pistol mainan yang terbuat dari bambu. Indro menghentikan main game di Hp-nya. Dono menuangkan tekok yang berisi teh ke cangkir dan meminumnya.

"Enak teh ini," kata Dono.

Indro memang mengambil pistol mainan di meja dan berkata "Kreatif Don.....pistol mainan ini yang terbuat dari bambu".

"Ya, cuma sekedar iseng-iseng saja," kata Dono.

Dono minum teh lagi.

"Oh begitu cuma iseng aja," kata Indro.

Dono menaruh cangkir di meja. Indro menaruh pistol mainan di meja. Indro main game lagi di Hp-nya. Dono, ya main game di Hp-nya. Pintu depan rumah di ketuk dan juga ada suaranya seperti ini "Paket". Kasino mendengarnya, ya segera membuka pintu depan rumah. Ternyata tidak ada orang, yang ada sebuah kotak di lantai. Kasino mengambil kotak tersebut dan pintu rumah di tutup.

"Kaya aku memang mendengar omongan orang, ya kata paket. Tapi orangnya tidak ada, cuma kotak saja," kata Kasino.

Kasino duduk di ruang tamu dan kotak di taruh di meja.

"Apa isi kotak ini, jadi penasaran?!" katanya Kasino.

Dono dan Indro, ya menghentikan main game di Hp-nya, ya ke ruang tamu. 

"Kasino....kotak apa itu?" kata Dono.

"Iya kotak apa yang di meja itu Kasino?" kata Indro.

"Aku mana tahu," kata Kasino.

Dono dan Indro, ya duduk di ruang tamu sambil mengamati kotak di meja.

"Jangan-jangan ini kotak jebakan," kata Indro.

"Prank, ya," kata Kasino.

"Mungkin juga," kata Dono.

"Aku buka ah," kata Kasino.

Kasino membuka kotak. Ternyata isinya kotak adalah sebuah senjata tradisional dari Jawa Barat, ya Kujang.

"Kujang," kata Kasino.

"Iya....Kujang," kata Indro.

"Kujang," kata Dono.

Dono pun memeriksa kotak lebih teliti lagi dan menemukan lontar yang bertuliskan "Tolong. Pulangkan Kujang ini kepemiliknya!".

"Jadi kita harus memulangkan Kujang ini kepemiliknya, berdasar petunjuk dari lontar ini," kata Dono.

"Kemana harus memulangkannya?" kata Indro.

"Pastinya ke Jawa Barat lah," kata Kasino.

"Jauh juga kita ke Jawa Barat," kata Indro.

"Kalau begitu kita ke Jawa Barat," kata Kasino. 

"Ok...kita ke Jawa Barat," kata Dono.

"Ok," kata Indro.

Dono, Kasino dan Indro bersiap untuk pergi. Dono membawa pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya jaga-jaga saja. Indro pun membawa keris pusaka warisan kakeknya untuk jaga-jaga saja kalau di gunakan  untuk membela diri saja. Kasino membawa ketapel untuk jaga-jaga saja. Ketiganya sudah siap dan di ruang tamu. 

"Ayo berangkat ke Jawa Barat," kata Indro.

"Ayo," kata Dono.

"Ayo," kata Kasino.

Kujang pun di pegang bertiga dengan Dono, Kasino dan Indro. Sontak energi keluar dari Kujang dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang dan terbawa melewati lintasan waktu ke zaman kerajaan di daerah Jawa Barat. Dono, Kasino dan Indro sampai juga. 

"Wah masih hutan, ya...era kerajaan di Jawa Barat," kata Indro.

Kasino menyimpan Kujang dengan baik.

"Iya hutan," kata Dono.

"Benar-benar hutan," kata Kasino.

Dari semak belukar ada yang bergerak. Dono, Kasino dan Indro....ya waspada untuk menghadapi makluk yang bersembunyi di semak belukar sambil mengeluarkan senjata masing-masing. Keluarlah babi hutan yang besar banget. Babi hutan menyerang Dono, Kasino dan Indro. Jadi ketiganya kabur dari situ di kejar-kejar babi hutan. Ketiganya terus berlari dan berlari. Sampai pada akhirnya ketiganya memutuskan dengan
cepat untuk naik pohon. 

Babi hutan masih saja ngamuk sana sini. Dono memastikan pohon yang ia panjat ternyata pohon yang mengandung zat, yang dapat membuat binatang pingsan jika di masukkan ke dalam tubuhnya. Dono menancapkan peluru ke pohon yang ujungnya tajam terbuat dari logam. Setelah itu peluru pun di cabut dan di pasang di pistol mainan yang terbuat dari bambu. Dono mengarahkan pistolnya ke arah babi hutan yang
ngamuk di bawah pohon. 

Dono menembaknya. Peluru melesat dan mengenai babi hutan. Babi hutan pun mulai sempoyongan dan akhirnya jatuh ke tanah, ya pingsan. Dono, Kasino dan Indro, ya turun dari pohon karena keadaan sudah aman.

"Dono.....hebat juga senjata buatan mu itu bisa mengalahkan babi hutan yang besar ini," pujian Indro.

"Iya," kata Dono.

"Jadi ini Babi mau di apakan ya?" kata Kasino.

"Kita sembelih saja. Dan kita masak jadi makan enak," kata Indro.

"Ide yang menarik tuh," kata Kasino.

"Cari makan yang lain aja!" kata Dono.

"Kalau di pikir dengan baik. Ini di hutan kan. Makan yang baik. Buah- buah saja," kata Indro.

"Cari buah-buahan saja," kata Kasino.

"Ayo kita cari makannya buah-buahan saja!" kata Dono.

"Ayo," kata Indro dan Kasino bersamaan.

Ketiganya mencari buah-buahan dan membiarkan babi hutan yang pingsan begitu saja. Sebuah pohon mangga di temukan. Kasino dengan menggunakan ketapelnya menjatuhkan buah mangga. Dono dan Indro mengumpulkan buah mangga yang jatuh di ketapel sama Kasino. Terkumpullah buah mangga yang banyak. Ketiganya memakannya dengan penuh kesantaian.

"Harus kemana kita memulangkan Kujang, petunjuknya tidak ada," kata Indro.

"Mungkin ke Raja Siliwangi, kaya di sinetron 'Kembalinya Raden Kian Santang'...," kata Kasino.

"Mungkin juga ya. Raja Siliwangi kan....senjata pusakanya Kujang kembar, mungkin yang di pegang Kasino itu salah satunya," kata Dono.

"Jadi kita cari Raja Siliwangi," kata Indro.

"Iya," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Ketiganya sepakat untuk mencari Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Setelah makan buah makan. Dono, Kasino dan Indro bergerak mencari Raja Siliwangi. Sampai bertemu penduduk setempat untuk bertanya keberadaan Raja Siliwangi. Penduduk memberitahukan Raja Siliwangi di istananya. Dono, Kasino dan Indro ke istana kerajaan Pajajaran.

Terjadilah pertengkaran di jalan. Pertarungan itu sangat sengit. Kian Santang bertarung dengan Mahesa. Jurus hebat di keluarkan keduanya sampai ilmu tenaga dalam di keluarkan keduanya. Kian Santang tedesak karena Surawisesa membantu Mahesa dengan mengeluarkan tenaga dalam. Sampai Kian Santang pun terkena serangan tenaga dalamnya Mahesa. 

Surawisesa pun menyerang Kian Santang yang terluka. Indro langsung bergerak menolong orang yang terluka dari pertarungan yang tidak seimbang itu dengan cara menahan serangan tenaga dalamnya Surawisesa dengan keris pusaka. Indro pun membalikan kekuatan tenaga dalamnya Surawisesa sampai Surawisesa terpental.

"Kau...ternyata hebat juga orang asing," kata Surawisesa yang menahan rasa sakit.

"Indro gitu," katanya dengan bangga.

Mahesa pun menyerang Indro dengan jurus-jurusnya yang hebat. Indro menghindari serangan Mahesa. 

"Hebat juga..hay orang asing bisa menghindari serangan serangan ku," kata Mahesa.

"Aku sering berlatih silat. Aku mampu menghindari jurus-jurus seperti itu," kata Indro.

"Jadi kau sering berlatih ilmu bela diri dengan baik juga," kata Mahesa.

"Kalau begitu aku yang menyerang ya. Untuk sedikit pelajaran dari anda," kata Indro. 

Indro pun menyerang Mahesa dengan juru-jurus silatnya. Pertarungan sengit banget. Mehesa mengeluarkan tenaga dalam lagi dan di serang ke Indro. Ya Indro membalikan kekuatan tenaga dalamnya Mahesa dengan keris pusaka. Mahesa pun terpental dan terluka.

"Hebat kau orang asing. Lain kali aku bertarung dengan mu lagi," kata Mahesa.

Mahesa pun meninggalkan tempat tersebut bersama Surawisesa. 

"Hebat Indro mengalahkan keduanya," pujian Dono.

"Jempolan banget," pujian Kasino.

"Semua karena keris pusaka ini. Tampa keris pusaka ini aku kalah. Abisnya aku cuma punya silat saja, tidak punya ilmu tenaga dalam gitu," kata Indro.

"Keris pusaka warisan kakek Indro memang hebat," kata Dono.

"Memang hebat keris pusaka...Indro," kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Kian Santang pun berterima kasih ke Indro yang telah menolongnya, sekaligus berkenalan gitu. Ternyata Dono, Kasino dan Indro tidak menyangka yang di tolongnya Raden Kian Santang, anaknya Raja Siliwangi. Kasino meminta ke Kian Santang untuk bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang, ya kemungkinan milik Raja Siliwangi. 

Kian Santang pun mengambulkan permintaan orang yang telah menolongnya untuk menghadap Raja Siliwangi di istana kerjaan Pejajaran. 

Di dalam istana kerjaan Pajajaran. Dono, Kasino dan Indro bertemu dengan Raja Siliwangi untuk memulangkan Kujang. Ternyata Kujangnya Raja Siliwangi masih sepasang. Jadi Kujang yang di pegang Kasino bukan miliknya Raja Siliwangi. 

Dono, Kasino dan Indro pun meninggalkan istana kerjaan Pajajaran. Kian Santang pun membantu Dono, Kasino dan Indro untuk menemukan pemilik Kujang. 

Di pejalanan. Rara Santang bertarung dengan orang-orang yang bercadar. Kian Santang menolong Rara Santang, ya begitu juga Dono, Kasino dan Indro. Dono menggunakan senjata pistol mainannya yang terbuat dari bambu, ya menembak lawannya sampai kena dan akhirnya pingsan. Kasino, ya menembakkin dengan ketapel sampai lawannya kabur. 

Indro dengan senjata keris pusaka, ya menghempaskan lawannya. Kian Santang mengalahkan lawannya dengan jurus-jurus silat yang hebat banget. Sampai akhirnya Rara Santang mengetahui lawan bertarung karena cadarnya yang menutup mukanya terlepas adalah Yudakara. 

Pertarungan dengan sengit banget. Kian Santang membantu pertarungan tersebut Rara Santang melawan Yudakara. Jadinya Yudakara kalah dan pergi dari situ. Rara Santang berterima kasih pada Kian Santang dan juga Dono, Kasino dan Indro yang membantu mengalahkan Yudakara beserta anak buahnya. Rara Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran

Dono, Kasino dan Indro melanjutkan perjalanan di temanin Kian Santang. Sampai bertemulah seorang pertapa tua yang sedang duduk bersemedi di bawah pohon besar. Kasino pun merasa ada kekuatan yang aneh pada pertapa tua tersebut. Kujang pun menunjukkan reaksinya. Kasino pun memulangkan Kujang tersebut ke pertapa tua tersebut. 

Setelah Kujang di pegang sama pertapa tua, ya pertapa tua pun menghilang dan mengucapkan "Terima Kasih".

"Misi berhasil," kata Kasino.

"Yes, misi berhasil," kata Indro.

"Urusan kita selesai," kata Dono.

Dono pun memberikan pistol mainannya yang terbuat dari bambu ke Kian Santang sebagai kenangan saja dan juga tanda persahabatan. Kasino pun memberikan ketapelnya untuk Kian Santang untuk kenang-kenangan saja  dan juga sebagai tanda persahabatan. Indro, hanya memberikan gelang saja ke Kian Santang sebagai kenang-kenangan saja dan juga sebagai tanda persahabatan.

Setelah itu Indro memegang keris pusaka bersama Dono dan Kasino. Energi pun keluar dari keris pusaka dan melingkari Dono, Kasino dan Indro. Ketiganya menghilang. Kian Santang kembali ke istana kerajaan Pajajaran. 

Melewati lintasan waktu, ya Dono, Kasino dan Indro sampai di rumah. Indro pun menyimpan keris pusaka di kamarnya. Dono, Kasino, ya duduk di ruang makan untuk makan. Indro keluar dari kamar, ya duduk di ruang makan untuk makan juga. Ketiganya kelaparan karena telah bertualang ke masa lampau ke kerajaan Pajajaran dan berteman baik dengan Raden Kian Santang.

Sunday, November 15, 2020

LATAR BELAKANG CERITA

Dono sedang asik duduk ruang makan, membaca artikel di jaringan internet di leptopnya.

"Berita banyak yang menarik-menarik," kata Dono.

Dono pun membaca artikel ini dan itu. Setelah itu Dono mulailah mengerjakan kerjaannya, ya mengetik di leptopnya. Indro selesai masak di dapur dan semua masakan yang telah mateng di taruh di lemari makan. Indro pun duduk di ruang makan.

"Don," kata Indro.

"Apa?" kata Dono berhenti mengetik di leptopnya.

"Cerita kehidupan kita ini, kaya cerita sinetron yang bertemakan makluk gaib, ya jin gitu. Karena Dono bisa mendengerin suara gaib gitu," kata Indro.

"Aku merasa juga sih. Maka bisa di sebut kesamaan cerita dari cerita cinta sampai makluk gaib," kata Indro.

"Bukan ini cerita kenyataan penulis, ya.....tentang mendengar suara gaib," kata Indro.

"Kenyataan begitu. Hampir mati pula dengan ujiannya juga," kata Dono.

"Iya juga," kata Indro.

"Penulisnya sadar...saat ajal mendekat ada yang merusak saraf kehidupannya. Ya bertarung hidup dan mati. Ketika penulis berhasil dalam ujian dan tidak jadi mati, ya mendengarkan suara gaib. Suara gaib pun menjelaskan semua tentang rahasia Al Qur'an," kata Dono.

"Jodohnya penulis pun di terangkan dengan baik. Sayangnya di temukan di mimpi dan kenyataannya terjadi bertemu juga. Penulisnya sadar dengan jodohnya. Tapi ceweknya tidak sadar telah di gerakkan juga untuk bertemu dengan penulis. Ya tetap saja tidak terjadi. Jodoh pertemuan saja," kata Indro.

"Nama jodoh singkat dan ada jodoh sampai berkelanjutan," kata Dono.

"Kalau manusia sakit ini dan itu, ya ternyata bener kata orang tua yang paham agama, ya di hisap segala kesalahannya sampai ajal menjemput. Di obatin tidak sembuh-sembuh, ya harta pun habis untuk biaya pengobatan. Ternyata malaikat maut sudah bangun untuk menguji manusia tersebut sampai mati," kata Indro.

"Kenyataan seperti itu," kata Dono.

"Rahasia adalah jangan melanggar aturan perjanjian di dalam Al Qur'an selama masih hidup," kata Indro.

"Kesalahan penulis pun di terangkan dan pada akhirnya sesuai di dalam Al Qur'an," kata Dono.

"Di bimbing di dunia sampai mati. Seperti....cari ilmu sampai kematian itu datang pada mu, ya pada akhirnya kebenaran telah di tampakkan kepadamu. Siapa yang membimbing manusia dari zaman awal peradaban sampai sekarang," kata Indro.

"Ya...jelaslah. Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Dono.

"Rezeki manusia pun di dunia ini telah di atur dengan baik Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Indro.

"Ya...kenyataannya seperti itu adanya," kata Dono.

"Sudahhlah. Obrolan tentang latar belakang cerita, kenapa di angkat cerita suara gaib ini dan itu?!. Aku mau nonton Tv!" kata Indro.

"Iya," kata Don.

Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Kasino, ya nonton berita ini dan itu. Dono pun mengetik di leptopnya kembali. 

"Cerita sekedar cerita saja......ada kesemaan cerita hal biasa dalam hal bercerita ini dan itu," celoteh Dono.

Dono serius mengetik di leptopnya.

"Hidup kita ini di awasin dengan malaikat kan?!" kata Indro.

"Iyalah. Sampai mati," kata Kasino.

"Manusia itu ingin mencari pembuktikan ini dan itu tentang rahasia kebenaran ini dan itu kan?" kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Kebenaran itu adanya di dalam Al Qur'an. Siapa yang dapat membuka rahasia kebenaran di dalam Al Qur'an...adalan keberuntungan dalam hidup," kata Indro.

"Kenyataan seperti itu. Penulis di bimbing dengan suara gaib yang asalnya dari Al Qur'an," kata Kasino.

"Kebenaran telah terbukti dengan baik. Orang tua telah membimbing anak-anaknya di jalan kebenaran dengan baik," kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

"Fokus nonton berita ah!" kata Indro.

"Emmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang beritanya yang ini dan itu.

KESAMAAN CERITA

Dono dan Indro berjalan berdua saja, ingin membeli buah di sebuah toko dekat sekolah SMP. Saat melewati tempat pemakaman umum. Dono berhenti tepat di depan pintu masuk tempat pemakaman.

"Kenapa berhenti di depan pintu masuk tempat pemakaman?" tanya Indro.

"Aku ingin masuk ke dalam, ya ke tempat makamnya Wulan," kata Dono.

"Masih saja mikirin cinta yang telah lama tidur," kata Roh.

Dono memang mendengarkan omongan Roh, ya tetap diam saja. 

"Gimana Don....mampir sebentar saja tidak apa-apa kok!" kata Indro.

"Mampir sebentar saja!" kata Dono.

"Ingat masuk tempat pemakaman ada tata kramanya. Hidup kamu menghormatinya. Mati pun kamu menghormatinya," kata Roh.

Dono mendengar omongan Roh.

"Iya," kata Dono.

"Iya....apa Don? Jangan-jangan dengerin suara gaib. Ya memang Dono sendiri yang mampu mendengarkannya," kata Indro.

"Iya. Aku di ingatkan tata cara menghormati masuk tempat pemakaman. Saat hidup kita harus menghormati orang yang hidup itu. Saat mati, ya harus menghormati yang mati," kata Dono.

"Iya, aku tahu tata cara masuk tempat pemakaman untuk menghormati orang telah mati," kata Indro.

Dono dan Indro masuk ke dalam tempat pemakaman dengan tata cara masuk makam yang baik untuk menghormatinya. Sampai di kuburannya Wulan. 

"Don, kita doain Wulan," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Padahal di dalam kubur itu sudah tenang, tidur untuk selamanya," kata Roh.

Dono mendengar omongan Roh, tetap saja Dono berdoa bersama Indro untuk Wulan. Selang berapa saat Dono dan Indro, ya selesai juga berdoa untuk Wulan, jadi keluar dari tempat pemakaman. Dono dan Indro berjalan menuju toko buah.

"Don, cerita kisah cinta mu kaya ceritanya Sule," kata Indro.

"Maksudnya?!" kata Dono.

"Sule kan...istrinya meninggal tuh di gantikan penggantinya, cewek yang cantik banget. Nathalie Holscher namanya," kata Indro.

"Maksudnya itu toh. Memang sih. Wulan meninggal di gantikan Rara. Tapi yang menyakitkan adalah aku belum mendapatkan kenangan cinta dari Wulan yang paling berharga. Jadi aku kalah banyak dari Sule lah," kata Dono.

"Buah cinta. Anak toh," kata Indro.

"Iya. Anak," kata Dono.

"Beruntung....ya Sule, ya dapet semuanya," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Suratan Takdir Yang Maha Kuasa," kata Roh.

Dono mendengarkan omongan Roh, ya diam saja. Dono dan Indro terus berjalan sampai ke toko buah. Indro pun memilih buah apel dan segera di bayarnya. Setelah itu Dono dan Indro pulang ke rumah. Sampai di rumah. Dono duduk di ruang tamu, ya main game di Hp-nya. Indro membersihkan apel di belakang. Setelah itu. Apel di taruh di piring cuma beberapa sih dan sisanya di taruh di lemari es. Indro membawa sepiring buah apel ke ruang tamu. Indro pun menaruh apel di meja. 

"Apelnya Don," kata Indro.

"Iya," saut Dono, ya menghentikan main game di Hp-nya.

Dono mengambil apel di piring dan segera di makannya. Indro, ya makan apel dan main game di Hp-nya. 

"Manis apel ini," kata Dono.

"Hidup harus di nikmati," kata Roh.

Dono tetap mendengarkan Roh, ya tetap diam saja. Dono pun kembali main game di Hp-nya. Sedangkan Kasino, ya sedang asik ngobrol dengan Selfi di ruang tamu. Biasalah Kasino dan Selfi urusan pacaran gitu. Bapak dan Ibu Selfi, ya tetap mengawasi Kasino dan Selfi di ruang tengah sambil nonton Tv.

Saturday, November 14, 2020

BERTEMAN DAN REZEKI

Kasino sedang merawat tanamannya di potnya di halaman belakang.

"Tanaman ku di rawat dengan baik, maka tumbuhnya akan bagus banget," kata Kasino.

Kasino terus serius merawat tanaman di potnya. Indro yang ke rumah Saskia, ya ngobrol di ruang tamu.

"Dek, Abang cinta adek," kata Indro.

"Ke sepuluh kalinya....Abang ngomong itu terus. Emang tidak ada omongan yang lain?!" kata Saskia.

"Ada...sih," kata Indro.

"Apa itu?!" kata Saskia.

"Tapi...nggak enak ngomongnya," kata Indro.

"Ngomong aja...Abang!" kata Saskia.

"Abang...ingin pinjem uang. Ngutang gitu," kata Indro.

"Pinjem uang," kata Saskia.

"Becanda adek," kata Indro.

"Becanda toh. Adek kirain beneran," kata Saskia.

"Abang...cinta...adek Saskia," kata Indro.

"Kesebelas kalinya....Abang ngomong cinta pada adek," kata Saskia.

"Ya udah deh. Abang ngomong lain. Pamit pulang aja deh. Pacarannya sudah selesai," kata Indro.

"Iiiiiii...Abang gitu. Kangen belum kebayar banget, jadi lamain pacarannya," kata Saskia.

"Iya deh," kata Indro.

Indro dan Saskia ngobrol dengan asik keduanya. Ibunya dan Ayahnya Saskia, ya sedang asik ngobrol di ruang tengah sambil nonton Tv. Dono berada di sebuah gereja di hari minggu untuk menemui teman baiknya Steven yang agamanya Kristen. Dono dan Steven ngobrol dengan asik di luar gereja, ya urusan kerjaan saja. Roh yang mengikuti Dono, ya melihat semuanya ulah para manusia di gereja tersebut. Para manusia tidak bisa melihat Roh, yang bisa cuma Dono...aja. Roh pun menghampiri seorang nenek yang sedang baca injil di gereja, ya ibadah gitu.

"Aku mengerti seluruh isi injil tersebut," kata Roh.

Nenek terus membaca injil dengan baik dan tidak bisa mendengar omongan Roh. Dono selesai urusan dengan Steven. Dono pun meninggalkan tempat tersebut pake motor. 

"Hidup mencari rezeki dengan jalan kebaikan lewat suku apa pun dan juga beda agama ya," kata Roh.

Roh tetap mengikuti Dono. Dono pun menuju tempat pertemuan di sebuah rumah ibadah ajaran Budha, ya orang China. Sampai di tempat pertemuan. Dono ngobrol dengan Cici Leecu, ya ngobrol urusan kerjaan. 

"Urusan rezeki....berteman dengan siapa saja dengan jalan kebaikan," kata Roh.

Dono memang mendengarkan omongan Roh, ya tetap diam saja. Roh menghampiri sorang kakek yang sedang ibadah, kayanya seperti biksu. 

"Aku...juga paham ajaran ini," kata Roh.

Dono selesai urusan dengan Cici Leecu. Segera Dono meninggalkan tempat tersebut dengan motornya. Roh tetap mengikuti Dono. Sampai di rumah. Dono segera ke halaman belakang. Kasino, ya sedang duduk santai di halaman belakang sambil minum teh dan makan gorengan. Dono, ya duduk di halaman belakang dan segera menuangkan tekok teh ke cangkir dan segera meminumnya.

"Enaknya teh ini," kata Dono.

"Don..gimana urusan kerjaan mu?!" kata Kasino sambil menaruh cangkir teh di meja.

"Berjalan dengan baik," kata Dono sambil menaruh cangkir teh di meja.

"Bejalan dengan baik toh. Bagus itu," kata Kasino.

Dono dan Kasino santai di halaman belakang, ya sambil minum teh dan makan gorengan. Indro pun selesai urusan pacaran dengan Saskia, ya balik ke rumah lah. Sampai di rumah. Indro, ya nonton Tv lah di ruang tengah dengan acara FTV yang bertemakan cinta. Dono teringat dengan kerjaan gitu, jadi ke kamarnya untuk mengetik. Roh tetap mengikuti Dono.

"Kerja lagi dan kerja lagi," kata Roh.

Dono mendengarkan omongan Roh, ya tetap diam dan tetap mengetik di leptopnya. Kadang Dono pun menonton Youtobe untuk menonton vidio yang viral ini dan itu untuk menambah ide dalam tulisannya.

"Apa yang di lakukan manusia dari dulu sampai sekarang tidak jauh beda," kata Roh.

Dono memang mendengarkan omongan Roh.

"Ya aku paham," kata Dono.

Dono terus mengerjakan kerjaannya dengan baik. Kasino pun masuk ke dalam rumah dan langsung ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Indro.

CINTA INI DAN ITU

Dono di dalam kamar sedang asik mengetik di leptopnya. Kasino di dalam kamarnya sedang menonton Stand up comedy di jaringan internet, ya tepatnya si di Youtobe di leptop. Indro di ruang tengah asik nonton Tv.

"Semarak Indosiar di Jakarta, ya bagus juga seperti biasanya," kata Indro.

Indro tetap asik nonton Tv. Dono berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Capek juga, ya ngetik". Dono yang istirahat mengetik. Mengambil buku di meja, ya buku doa untuk di baca Dono. Mulai Dono mau membaca buku doa tersebut. Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Baca apa?"

Dono mendengarkan suara Roh, tetap diam. Roh pun berkata lagi "Baca doa...ya, aku bisa bacanya dengan baik. Ayat-ayat Al-Qur'an".

Dono pun berkata "Aku tidak jadi baca doa, di ganggu".

"Aku mengganggu...ya," kata Roh.

"Iya," kata Dono.

Dono menaruh buku di meja. 

"Lebih baik melanjutkan mengetik di leptop aku," kata Dono.

"Mengetik lagi. Padahal....lebih baik tidak mengetik," kata Roh.

Dono tetap mengetik di leptopnya. Roh tetap nungguin Dono yang sedang mengetik di leptopnya. Indro yang masih nonton Tv di ruang tengah. Perutnya berbunyi dan berkata "Aku laper, masak mie ah!". Indro pun ke dapur untuk masak mie goreng. Singkat waktu mie goreng pun jadi. Indro memakan mie goreng di ruang tengah sambil nonton Tv. Kasino yang nonton Stand up comedy di jaringan internet, ya tertawa ketiwi di dalam kamar karena memang lucu sih. Suara tawa Kasino sampai kedengaran ke ruang tengah dan kamar Dono.

"Ketawanya Kasino sampai kedengaran, pasti yang di tonton Kasino benar-benar lucu banget," kata Indro.

Dono berhenti mengetik karena mendengar ketawanya Kasino di kamarnya "Ketawanya Kasino....benar-benar terdengar. Pasti nonton sesuatu yang membuatnya tertawa sampai kedengaran ke kamar aku".

Dono lebih baik menyimpan hasil ketikannya dan leptop pun di matikan. 

Roh pun berkata "Jadi udahan mengetiknya". 

Dono yang mendengar omongan Roh, ya berkata "Iya, udahan mengetiknya".

Dono keluar dari kamarnya. Roh tetap mengikuti Dono. Ya Dono duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Indro baru selesai makan mie goreng dan piring di taruh di meja. Indro mengambil gelas air putih di meja dan segera di minumnya.

"Segernya," kata Indro.

Indro menaruh gelas di meja. Indro, ya fokus nonton Tv. Dono, ya asik nonton Tv juga dengan acara yang menghibur di malam minggu yang tenang. Kasino pun berhenti nonton Stand up comedy di jaringan internet di leptopnya dan segera membuka musik dangdut di Youtobe, ya sesuai dengan suasana hatinya.

"Lagu dangdutnya.....temanya tentang cinta ini dan itu," kata Kasino.

Kasino terus mendengarkan musik dangdut di dengan penuh kesantaian di malam minggu yang tenang. Dono dan Indro tetap asik nonton Tv di ruang tengah, ya acara dangdut.

Roh pun berkata "Dangdut..sering di dengerin".

Dono yang mendengar omongan Roh, ya diam saja. Dono tetap asik nonton Tv bersama Indro. Saat iklan di Tv.

"Malam minggu....tidak kemana-mana, tetap di rumah saja," kata Indro.

"Memangnya mau kemana?!" Dono.

"Ya biasa sih. Ngapel ke tempat cewek," kata Indro.

"Cinta.....saja," kata Dono.

"Namanya juga punya rasa kangen sama yang di sukai," kata Indro.

"Tetap saja tidak kemana-mana kan!" kata Dono.

"Aku lagi malas keluar rumah,"kata Indro.

"Cuma bahan obrolan saja toh," kata Dono.

"Yo,...i," kata Indro.

Acara Tv pun berlanjut lagi, ya Dono dan Indro asik nonton Tv. 

"Masih hidup, ya menikmati apa saja yang di sukai," kata Roh.

Dono yang mendengarkan omongan Roh, ya diam saja dan serius nonton Tv bersama Indro. Kasino terus menonton di Youtobe di leptopnya, ya musik dangdut.

Friday, November 13, 2020

LONTE

Dono sedang duduk ruang makan, ya sedang mengetik di leptopnya. Indro di ruang tamu sedang asik baca artikel di Hp-nya. Indro tertarik dengan berita artis yang sering banget bikin kontrafersi ini dan itu.

"Artis Nikita Mirzani sering banget bikin berita kontrafersi yang ini dan itu, ya heboh banget dan juga menarik untuk di baca. Sekarang ini persoalan tentang 'Lonte', ya di katain gitu," kata Indro.

Indro membaca artikel selanjutnya tentang olahraga sepak bola.

"Berita sepak bola menarik yang ini dan itu," kata Indro.

Indro menghentikan baca artikel di Hp-nya. Hp pun di taruh di meja oleh Indro. Ya Indro mengambil gitar di meja dan ingin di mainkan.

"Nyanyiin lagu apa ya?" kata Indro yang berpikir. "Aaaaa ini saja, lagunya Iwan Fals yang ada kaitannya dengan beritanya artis Nikita Mirzani," kata Indro.

Indro memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu 'Lontekku'.

Isi lirik lagu yang dinyanyikan Indro :

Hembusan angin malam waktu itu
Bawa lari 'ku dalam dekapanmu
Kau usap luka di sekujur tubuh ini
"Sembunyilah sembunyi, " ucapmu
Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Saat petugas datang mencariku
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat-erat
Kita melangkah
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat-erat
Kita melangkah
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku, dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok

Karya : Iwan Fals

Indro pun selesai menyanyikan lagu ' Lontekku'. Indro pun menaruh gitar di meja dan juga mengambil Hp di meja. Indro beranjak dari duduk di ruang tamu ke dapur untuk memasak. Dono di ruang makan sedang asik mengetik di leptopnya, ya tiba-tiba berhenti dan berkata "Jalan cerita cinta harus di buat menarik lagi, ya seperti cerita di sinetron-sinetron gitu". Dono pun mengetik kembali dengan penuh keseriusan, tentang kisah cinta yang menarik dan juga konfliknya yang menarik juga. Kasino di kamar sedang asik membuat  pembukuan di Leptopnya. Kasino berhentikan menyusun data di leptopnya dan berkata "Aku jenuh".

Kasino pun menghidupkan musik di Hp-nya, ya di sesuaikan dengan keinginan Kasino. Ya Kasino pun mendengarkan lagu itu dengan baik dan juga bernyanyi mengikuti lagu yang di nyanyikan sambil mengerjakan pekerjaannya. Lagu yang di yang di dengerin Kasino adalah Kopi Dangdut. Selang berapa saat Indro selesai memasak di dapur. Satu piring bakwan goreng buatan Indro, ya di bawa ke ruang makan. Indro menaruh sepiring bakwan goreng di meja dan juga duduk.

Indro berkata pada Dono "Don, bakwan goreng!"

"Iya," kata Dono sambil menghentikan mengetik di Hp-nya.

Dono mengambil bakwan goreng di piring dan segera di makannya.

"Emmmm...enak bakwan goreng ini," kata Dono.

Indro sedang asik makan bakwan goreng tersebut. 

"Don.....apa pendapat mu tentang cewek malam?" kata Indro.

"Cewek malam, ah biasa aja," kata Dono.

"Tanggapannya cuma begitu saja Don?!" kata Indro.

"Kan...cuma cewek malam yang keluarnya pada malam hari kan. Ya biasa saja," kata Dono.

"Bukan itu Don. Cewek malam, bahasa halus saja. Yang di maksud cewek malam? Ya pelacur nama lainnya 'Lonte'....," kata Indro.

"Ooooooo......pelacur toh," kata Dono.

"Jadi tanggapan Dono gimana?!" kata Indro.

"Biasa....aja sih," kata Dono.

"Kok biasa lagi," kata Indro.

"Kan...memang biasa aja, ya di sinetron aja ada cerita yang di kaitkan dengan pelacuran nama lainnya 'Lonte'....," kata Dono.

"Ooooo iya-iya. Sinetron 'Samudra Cinta', bener Don! Memang sih di kaitkan dengan permasalahan pelacuran gitu. Cerita Sinetron 'Samudra Cinta'.....bagus gitu," kata Indro.

"Cewek yang terjebak keadaan di dunia malam sampai jadi pelacur, ya sebenarnya salah sih. Tapi jalan kebaikan itu masih ada, ya taubat. Ingin keluar dari kegelapan jiwa tersebut. Banyak orang baik menerima orang-orang seperti itu, yang benar-benar kembali ke jalan yang benar," kata Dono.

"Memang iya sih banyak orang baik, ya bisa menerima orang-orang yang ingin kembali menjadi baik. Tapi Don ada berita tentang "Lonte', ya kata-katain gitu, gimana tanggapan mu Don?!" kata Indro.

"Ooooo berita itu toh. Ahhhh biasa itu mah. Berita kontrafersinya artis yang ini dan itu. Kalau aku mau menanggapi dengan baik, ya sederhana saja. Cuma permain anak kecil saja, ya tidak perlu sampai serius amat. Kalau beritanya sampai heboh ke ranah kepolisian, jatuhnya penghinaan yang di publikasikan sana sini yang kenyataanya jadinya menjatuhkan nama seseorang.....ya harus di tegaskan UU ITE-nya," kata Dono.

"Wah...kalau ranah kepolisian sih jadi heboh lagi berita ini dan itu sampai kepengadilan. Bener-bener berita yang heboh banget dan juga menarik di baca," kata Indro.

"Jelas menarik di bacalah. Heboh gitu!" kata Dono.

"Tapi Don...tulisan mu Don, ada yang 'Extrim' Don. Bisa kena UU ITE," kata Indro.

"Tulisan ku...kan cerpen, ya abstrak lagi. Nama yang di tulis di cerpenkan....nama yang di ambil sana sini, kalau cerita mengarah penghinaan ini dan itu, ya aku kan bisa minta maaf. Kan ada proses penjelasan sana sini di dalam isi cerpen. Kalau tidak bisa di terima, ya di simpan saja. padahal yang aku inginkan tanggapan orang yang ini dan itu, ya maksudku ? Komentar. Ya tempat komentar di siapkan. Padahal kalau dapet komentar ini dan itu.....ya di terima dengan baik, jika fatalnya penghinaan sih yang ini dan itu aku terima dengan lapang dada. Namanya juga main di dunia maya.....jaringan internet gitu," penjelasan Dono yang panjang lebar.

"Aku mengerti Don banget!" kata Indro.

"Sipp!" kata Dono.

Dono pun mengambil cangkir berisi teh dan meminumnya. Indro menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan meminumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro.

Indro menaruh cangkir teh di meja begitu juga Dono.

"Aku mau nonton main game ah!" kata Indro.

"Emmmm," kata Dono.

Dono melanjutkan mengetiknya di leptopnya. Indro pun main game di Hp-nya. Sedangkan Kasino sibuk mengerjakan kerjaannya di kamarnya sambil mendengarkan lagu yang bagus-bagus gitu.

CAMPUR ADUK

JEFF, WHO LIVES AT HOME

Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus....FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti bia...

CAMPUR ADUK